Milih Basa Asalmu

Jumat, 14 Juni 2013

Misteri Ilmu Leak di Bali

Chapte 1

Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali. Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti? Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat. Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri.
Tidak gampang mempelajari ilmu leak. Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak. Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu.
Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.
Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh.
Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya. Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia. Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari.
Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya. Namun esensinya sama dalam penerapan. Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti. Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa.
Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak. Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak. Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis. Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.
Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.
Mengapa ditempat angker?
Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi. Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya. Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana.
Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara.
Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak. Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri. Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya. Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai). Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.
Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya. Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam. Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam.
Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.
Ilmu leak tidak menyakiti.
Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.Bersikap sewajarnya saja. Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan. Endih ini tidak menyebabkan panas. Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda. Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.
Leak Shoping di Kuburan
Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak. Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).
Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa
Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura). Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.
Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak. Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih.
Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu). Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya. Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.
Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan). Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya.
Begini bunyi doa leak memberikan berkat : “ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah”. Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.
Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.
Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian? Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit. Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra.
Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat.
Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.
- Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
- Leak bulan,
- leak pemamoran,
- leak bunga,
- leak sari,
- leak cemeng rangdu,
- leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.
Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.
Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang.
Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam. Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.
Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri). Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.
Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab. Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla.
Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.


Chapte 2
  
Leak adalah seorang manusia yang sedang mempraktekkan ilmu hitam dan memiliki perilaku kanibalisme. Dikatakan bahwa Leak terbang sekitar mencoba mencari seorang wanita hamil untuk menghisap darah bayi atau anak yang baru lahir, untuk melengkapi kemampuan magis nya. Ada tiga Leak legendaris, dua perempuan dan satu laki-laki. Kebocoran dengan keterampilan sihir yang besar dapat berubah menjadi Rangda, ratu ilmu hitam. Leak dikatakan menghantui pemakaman, memakan mayat, memiliki kekuatan untuk mengubah diri menjadi binatang, bahkan dia berbentuk monyet dengan emas atau gigi tikus besar, sebuah bola dari api dan bahkan raksasa gundul. Dikatakan bahwa dia memiliki lidah yang sangat panjang dan taring besar.

Di siang hari ia muncul sebagai seorang manusia biasa, tapi pada malam hari kepalanya dan isi perut membebaskan diri dari tubuh mereka dan terbang di sekitar. Musuh yang kuat nya adalah Barong, karakter dalam mitologi Bali. Dia adalah raja dari roh-roh, pemimpin tuan rumah yang baik. Barong dan Rangda ada di urutan alam kosmos dan mewakili Baik dan Jahat. Baik Barong dan Rangda yang disemen dalam legenda Bali.

Legenda Leak di Bali mengacu pada sebuah drama mengerikan terinspirasi hitam sihir dengan tokoh kunci dari Calon Arang. Cerita ditulis dalam naskah menggambarkan bahwa selama pemerintahan Erlangga pada abad 11 ada janda yang disebut Calon Arang di desa Girah memiliki seorang putri cantik. Nama Putrinya adalah Ratna Manggali, yang telah mencapai perzinahan, tapi tidak ada satu di antara pemuda dari desa itu dan sekitarnya memiliki keberanian untuk pendekatan perawan. Hal ini karena ibunya diketahui memiliki pengetahuan ilmu hitam, dan dipraktekkan itu jahat, dan dengan sikap buruk itu menyebabkan banyak orang mati bahkan kebencian meningkat antara orang-orang, namun ini digunakan sebagai godaan untuk kebutuhan haus sihirnya hitam.

Reputasi buruk nya akhirnya mencapai istana, dan beberapa prajurit mengambil inisiatif dan meminta izin kepada raja untuk menghukum janda. Para prajurit menuju ke desa Girah dan menemukan tidur nya. Satu solder menyeretnya oleh rambut, tapi sayangnya dia bangun dan sekali dia kaget dia melotot dengan 2 matanya liar memancar shooting api dan dibakar tentara, yang lain mengambil beberapa langkah dari lari tapi sekali lagi mata blitz nya kebakaran membakar mereka kecuali satu solder selamat dari bulu sihir hitam jahat. Tentara ini kemudian melaporkan pengalaman mengerikan kepada raja, dan membuat raja benar-benar kesal dan kehabisan alasan untuk mengatasi masalah tersebut. Calon Arang tahu bahwa istana yang terlibat dalam tindakan skandal percobaan pembunuhan, dan ia menjadi marah tak terkendali dan menyebar kekuatan gaib jahat itu menyebabkan epidemi besar.

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.

Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leyak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.

Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga kadang-kadang digunakan sebagai hiasan rumah.

Indonesia tak hanya kental dengan budayanya saja, namun juga dengan hal-hal yang berbau mistis. Justru kemistisan sebuah daerah biasanya terkait erat dengan budaya serta adat istiadat daerah tersebut. Leak adalah legenda hantu yang sangat populer dari pulau Bali. Legenda Leak di Bali ini sendiri mengacu pada sebuah drama yang terinspirasi ilmu hitam sihir.

Konon menurut kisahnya leak adalah seorang manusia yang sedang mempraktekkan ilmu hitam dan memiliki perilaku kanibalisme. Dikatakan bahwa Leak terbang sekitar mencoba mencari seorang wanita hamil untuk menghisap darah bayi atau anak yang baru lahir, untuk melengkapi kemampuan magisnya. Ada tiga Leak legendaris, dua perempuan dan satu laki-laki.. Leak dikatakan menghantui pemakaman, memakan mayat, memiliki kekuatan untuk mengubah diri menjadi binatang, bahkan dia berbentuk monyet dengan emas atau gigi tikus besar, sebuah bola dari api dan bahkan raksasa gundul. Dikatakan bahwa dia memiliki lidah yang sangat panjang dan taring besar.

Yang satu ini walaupun diketahui oleh semua penduduk Indonesia, merupakan memedi khas yang berasal dan mungkin hanya ada di Bali. Penyihir jahat (Le berarti penyihir dan Ak artinya jahat) ini biasanya berkeliaran malam hari di kuburan untuk mencari organ tubuh manusia (baik yang hidup atau mati) untuk dijadikan ramuan yang bisa mengubahnya menjadi siluman harimau, kera, babi, bola api atau bahkan berwujud sebagai Rangda (Ratu Leak yang memimpin pasukan penyihir dan sering menculik dan memakan anak kecil).

Leak konon hanya bisa dilihat di malam hari oleh dukun pemburu Leak, karena siangnya ia berwujud manusia biasa. Bentuk aslinya adalah makhluk dengan lidah yang sangat panjang dan gigi yang tajam, ada juga kepercayaan yang menampilkan bentuk Leak sebagai kepala manusia yang terbang dengan organ-organ tubuh menggantung tanpa badan di bawahnya (mirip seperti legenda Kuyang di Kalimantan dengan bentuk kepala terbang tanpa badan yang juga menyamar sebagai manusia yang selalu mengenakan jubah di siang hari) . Mangsa utama Leak selain anak kecil adalah wanita- wanita hamil yang akan ia hisap darah bayi yang ia kandung untuk bertahan hidup. Karena sihirnya hanya berfungsi di Bali, Leak hanya bisa ditemukan di pulau ini.

Konon untuk bisa mengalahkan Leak, sang pemburu harus menusuk kepala Leak dari bawah ke atas saat kepala Leak itu terbang meninggalkan tubuhnya agar tubuh dan kepala Leak tidak bisa bersatu kembali. Jika tubuh dan kepalanya dipisah, lama-kelamaan Leak akan mati (Proses pengusiran memedi ini sedikit lebih sulit dari Kuyang yang cukup digebuk menggunakan sapu ijuk, panci atau wajan).




Sumber: Facebook